Kamis, 11 September 2008

KESEPIAN

Kesepian - bagian suasana senyap di pagi buta, ketika semua masih terlelap tidur.

Kesepian - tak seorang pun datang berkunjung,

Kesepian - tak ada tegur sapa dan jawaban

Kesepian - suatu derita batin yang mencekam

Manusia adalah mahluk sosial, maka ia memerlukan hubungan manusiawi dengan sesamanya. Kodrat manusiawi menuntut agar kita menjalin hubungan akrap satu sama lain.

Bila keperluan manusiawi akan keakraban itu tidak terpenuhi, kita cenderung merasa tertekan, walaupun hubungan ini mungkin tidak kita sadari. Dengan keadaan seperti ini kita merasa ditolak dan terkurung dalam diri kita sendiri.

Kesepian itu bagaikan demam yang merupakan suatu gejala. Yaitu gejala bahwa hati kita merindukan suatu kepuasan yang mendalam.

Kesepian mengisyaratkan kepada kita, bahwa hubungan manusiawi kita kurang berakar secara mendalam, kurang terbuka, kurang akrap.

Apakah ini suatu keadaan yang normal?

Orang yang kesepian jiwanya menderita, lubuk hatinya dihantui oleh semacam ketakutan. Kesepian itu bersumber pada keterpisahan dari orang lain.

Penderitaan yang paling menyiksa bagi seseorang yang mengalami keterpisahan dengan orang lain ialah kesepian.

Kesepian akibat trauma:

Setiap tahap dalam kehidupan mempunyai potensi untuk menciptakan kesepian. Tapi kita paling dicekam oleh kesepian pada waktu mengalami dukacita.

Kesepian Yang Mencekam

Kesepian kerapkali menyertai aneka ragam kejadian dan setiap tahap kehidupan manusia, Ini memang wajar. Selain itu kesepian akibat dari ketidakberesan yang terdapat pada diri manusia sendiri. Manusia digambarkan sebagai mahluk yang tersesat atau sebagai mahluk yang egosentris. Jelaslah kita dipandang sebagai mahluk yang keluar dari rel yang sebenarnya. Kitab Suci menyebutnya sebagai keadaan manusia yang telah jatuh (Kitab Kejadian - jatuhnya manusia dalam dosa)

Dosa dimengerti sebagai keadaan terbelok-belok pada diri sendiri. Maksudnya, membuat manusia cenderung menjatuhkan diri dari manusia lain dan melemahkan kecenderungan manusiawi untuk mengarahkan diri kepada Tuhan dan kepada sesamanya. Maka egosentriusme adalah salah satu sinonim bagi kata dosa. Ego = Aku. Bila aku mengalami distorsi/menjadi bengkok. Lalu muncul ego dalam arti ke dua, yaitu aku yang bengkok. Kata egotis, egoisme dan egosentris berpangkal dari arti kedua ini. Sikap egosentris ini yang kerapkali membuat kita mudah curiga pada orang lain, kemampuan kita untuk mempercayai orang lain dengan tulus dan iklas, dirongrong oleh semacam kecemasan dasar. Kita merasa sepi dan mudah terluka oleh dunia yang kejam ini.

Tidak ada komentar: